Pada prinsipnya seorang muslim/muslimah disarankan buat membaca al-quran, lantaran membaca al-quran yakni bagian dari ibadah ( al-muta’abbad bi tilawatihi ). tetapi buat membaca al-quran disyaratkan buat bersuci terlebih dulu dari hadats, baik hadats kecil ataupun hadats besar. nah, orang yang masih haidh atau nifas yaitu terhitung orang yang masih menanggung hadats, oleh lantaran itu tidak bisa membaca al-quran, sebagaimana sabda rasulullah saw :
“orang yang masih haidh atau junub tidak bisa membaca satu tentang dari al-quran” hr. at-tirmidzi serta al-baihaqi.yang butuh di perhatikan bahwa pengertian “membaca” disini yaitu mengucapkan ayat-ayat al-quran lewat mulut, baik dengan tengok mushhaf maupun ucapkan ayat-ayat yang telah dihafalnya. namun jika orang yang masih haidh/nifas tersebut hafal ayat-ayat al-quran lantas membacanya didalam hati, lalu yang demikianlah itu dibolehkan.
memanglah, ada pendapat didalam mazhab malikiyah yang membolehkan buat orang haidh buat membaca al-quran, dengan alasan bahwa sayyidatina aisyah r. a. dulu membaca al-quran didalam kondisi masih haidh. tetapi pendapat tersebut ditentang oleh sebagian besar ( jumhur ) ulama, dengan alasan bahwa apa yang dikerjakan oleh sayyidatina aisyah ra tersebut ( jika riwayatnya dikira shahih ) bukan hanya otomatis tunjukkan bolehnya membaca al-quran buat orang yang masih haidh, lantaran bertentangan dengan sabda nabi diatas serta bertentangan dengan pendapat kian lebih satu teman dekat yang lain.